Buya Hamka begitulah ia dikenalBuya adalah panggilan kehormatan untuk beliau yang artinya ayah dari bahasa arab abi atau abiyu. Hamka adalah singkatan nama beliau Prof.
Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Buya Hamka. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck mengisahkan tentang perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian. Keduanya menyusun skenario yang sesuai dengan era tersebut mengenai kapal hingga adat Minang untuk menjadi. Agak janggal kan jika ulama hebat yang menulis Tafsir Quran Al-Azhar di kaitkan dengan karya kisah cinta? Klisenya, jika ulama menulis tentang cinta, pastilah berkenaan dengan cinta Tuhan sahaja. Tak ramai yang tahu, Buya Hamka adalah ulama yang mengajarkan manusia bagaimana bercinta dengan manusia melalui novel novel beliau.
Abdul Malik Karim Amrullah. Siapakah sosok ini? Namanya sering kita dengar sebagai salah seorang pahlawan bangsa yang berasal dari minangkabau, apa saja sepak terjangnya sehingga ia menjadi legenda tidak hanya di negeri kita sendiri tetapi juga di negara lain.
Buya lahir di kampung Molek, Maninjau, Sumatera barat pada tanggal 17 Februari 1908. Ayah beliau Abdul Karim Amrullah atau dikenal sebagai Haji Rasul adalah seorang pengajar sekaligus pendiri sekolah islam modern pertama di Indonesia yang bernama Sumatera Thawalib yang berarti Pelajar Sumatera (Padang Panjang). Pada saat Sumatera Thawalib didirikan Buya berumur 10 tahun, beliau sudah bersekolah di Sekolah Dasar Maninjau selama dua tahun namun tidak dilanjutkan. Beliau banyak menghabiskan waktu di Sumatera Thawalib belajar tentang agama dan bahasa Arab, membaca buku-buku di perpustakaan yang berbau agama dan sastra. Dari kecil beliau terkenal sangat haus akan ilmu, selain di Sumatera Thawalib beliau juga belajar agama ke mesjid-mesjid dan beberapa ulama ternama di Padang Panjang.
Beliau mulai meninggalkan Sumatera mengunjungi saudaranya di Jawa pada tahun 1924 saat usia beliau masih 16 tahun. Di sana beliau banyak menimba ilmu pada pemimpin gerakan Islam Indonesia diantaranya Haji Omar Said Chakraminoto, Haji Fakharudin, Hadi Kesumo bahkan pada Rashid Sultan Mansur yang merupakan saudara iparnya sendiri. Pada usia 17 tahun beliau memulai kegiatan politik dengan menjadi anggota Partai Serikat Islam. Awal karir beliau dimulai pada usia 19 tahun.
Berbekal ilmu yang dimiliki, beliau mulai menjadi pengajar agama di Padang Panjang. Tahun 1928 beliau mendirikan dan menjadi ketua cabang Muhamadiyah Padang Panjang. Beliau juga menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun ini juga beliau menghasilkan roman yang pertama berbahasa Minang yaitu Si Sabariah Tahun 1932 beliau menjadi mubaligh Muhamadiyah di Makasar, Sulawesi Selatan. Di sana beliau juga melakukan penelitian dan mengungkap riwayat ulama besar Sulawesi Selatan, Syeikh Muhammad Yusuf al-Makassari. Selain itu beliau juga menjadi editor dan menerbitkan majalah pengetahuan Islam, Al-Mahdi di Makasar.
Tahun 1934 beliau menjadi Pimpinan majalah mingguan Pedoman Masyarakat. Lewat rubrik Tasawuf Modern beliau mulai memperkenalkan nama pena Hamka dan mulai dikenal oleh kaum intelektual Indonesia lainnya, seperti Natsir, Hatta, Agus Salim. Tahun 1945 beliau kembali ke Padang Panjang dan menghasilkan beberapa tulisan. Buku pertama beliau berjudul Khathibul Ummah. Tulisan beliau yang lainnya: Revolusi Fikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Negara Islam, Sesudah Naskah Renville, Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman, Dari Lembah Cita-Cita, Merdeka, Islam dan Demokrasi, Dilamun Ombak Masyarakat, dan Menunggu Beduk Berbunyi. Pada tahun ini juga beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan ikut bergerilya di dalam hutan di Medan Tahun 1946 beliau nenjadi Ketua Pimpinan Muhamadiyah di Sumatera barat Tahun 1947 beliau diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia Tahun 1949 beliau menjadi koresponden majalah Pemandangan dan Harian Merdeka di Jakarta.
Tahun 1950 beliau mengarang beberapa buku roman; Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah. Kenang-Kenangan Hidup, 4 Jilid, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Ayahku (Riwayat Hidup Dr. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangannya), Jakarta: Pustaka Wijaya, 1958. Khatib al-Ummah, 3 Jilid, Padang Panjang, 1925. Islam dan Adat, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1929. Kepentingan Melakukan Tabligh, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1929. Majalah Tentera, 4 nomor, Makassar, 1932. Majalah al-Mahdi, 9 nomor, Makassar, 1932.
Bohong di Dunia, cet. 1, Medan: Cerdas, 1939. Agama dan Perempuan, Medan: Cerdas, 1939. Pedoman Mubaligh Islam, cet. 1, Medan: Bukhandel Islamiah, 1941. Majalah Semangat Islam, 1943.
Majalah Menara, Padang Panjang, 1946. Hikmat Isra’ Mi’raj, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui).
Negara Islam, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),. Islam dan Demokrasi, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),. Revolusi Fikiran, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),. Dibandingkan Ombak Masyarakat, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),. Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1946. Revolusi Agama, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1946. Sesudah Naskah Renville, 1947 (tempat dan penerbit tidak diketahui).
Tinjauan Islam Ir. Soekarno, Tebing Tinggi, 1949. Pribadi, 1950 (tempat dan penerbit tidak diketahui). Falsafah Hidup, cet.
3, Jakarta: Pustaka Panji Masyarakat, 1950. Falsafah Ideologi Islam, Jakarta: Pustaka Wijaya, 1950. Urat Tunggang Pancasila, Jakarta: Keluarga, 1951. Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1952. Dahlan, Jakarta: Sinar Pujangga, 1952. Perkembangan Tashawwuf dari Abad ke Abad, cet.
3, Jakarta: Pustaka Islam, 1957. Pribadi, Jakarta: Bulan Bintang, 1959. Pandangan Hidup Muslim, Jakarta: Bulan Bintang, 1962. Lembaga Hidup, cet.
6, Jakarta: Jayamurni, 1962 (kemudian dicetak ulang di Singapura oleh Pustaka Nasional dalam dua kali cetakan, pada tahun 1995 dan 1999). 1001 Tanya Jawab tentang Islam, Jakarta: CV.
Hikmat, 1962. Cemburu, Jakarta: Firma Tekad, 1962.
Angkatan Baru, Jakarta: Hikmat, 1962. Ekspansi Ideologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1963. Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia, Jakarta: Tintamas, 1965 (awalnya merupakan naskah yang disampakannya pada orasi ilmiah sewaktu menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar Mesir, pada 21 Januari 1958). Sayyid Jamaluddin al-Afghani, Jakarta: Bulan Bintang, 1965. Lembaga Hikmat, cet. 4, Jakarta: Bulan Bintang, 1966.
Dari Lembah Cita-Cita, cet. 4, Jakarta: Bulan Bintang, 1967. Hak-Hak Azasi Manusia Dipandang dari Segi Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1968. Gerakan Pembaruan Agama (Islam) di Minangkabau, Padang: Minang Permai, 1969. Hubungan antara Agama dengan Negara menurut Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1970. Islam, Alim Ulama dan Pembangunan, Jakarta: Pusat dakwah Islam Indonesia, 1971. Islam dan Kebatinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1972.
Mengembalikan Tasawuf ke Pangkalnya, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1973. Beberapa Tantangan terhadap Umat Islam di Masa Kini, Jakarta: Bulan Bintang, 1973. Kedudukan Perempuan dalam Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1973. Muhammadiyah di Minangkabau, Jakarta: Nurul Islam, 1974. Tanya Jawab Islam, Jilid I dan II cet. 2, Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Studi Islam, Aqidah, Syari’ah, Ibadah, Jakarta: Yayasan Nurul Iman, 1976.
Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1976. Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya, cet. 8, Jakarta: Yayasan Nurul Islam, 1980. Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.
Kebudayaan Islam di Indonesia, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982. Lembaga Budi, cet. 7, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.
Tasawuf Modern, cet. 9, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983. Doktrin Islam yang Menimbulkan Kemerdekaan dan Keberanian, Jakarta: Yayasan Idayu, 1983. Islam: Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.
Iman dan Amal Shaleh, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984. Renungan Tasawuf, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985.
Filsafat Ketuhanan, cet. 2, Surabaya: Karunia, 1985.
Keadilan Sosial dalam Islam, Jakarta: Pustaka Antara, 1985. Tafsir al-Azhar, Juz I sampai Juz XXX, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986. Prinsip-prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990. Tuntunan Puasa, Tarawih, dan Idul Fitri, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1995. Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Jakarta: Tekad, 1963.
Islam dan Adat Minangkabau, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984. Mengembara di Lembah Nil, Jakarta: NV. Gapura, 1951. Di Tepi Sungai Dajlah, Jakarta: Tintamas, 1953. Mandi Cahaya di Tanah Suci, Jakarta: Tintamas, 1953. Empat Bulan di Amerika, 2 Jilid, Jakarta: Tintamas, 1954. Merantau ke Deli, cet.
7, Jakarta: Bulan Bintang, 1977 (ditulis pada tahun 1939). Si Sabariah (roman dalam bahasa Minangkabau), Padang Panjang: 1926.
Laila Majnun, Jakarta: Balai Pustaka, 1932. Salahnya Sendiri, Medan: Cerdas, 1939. Keadilan Ilahi, Medan: Cerdas, 1940. Angkatan Baru, Medan: Cerdas, 1949. Cahaya Baru, Jakarta: Pustaka Nasional, 1950.
Menunggu Beduk Berbunyi, Jakarta: Firma Pustaka Antara, 1950. Terusir, Jakarta: Firma Pustaka Antara, 1950. Di Dalam Lembah Kehidupan (kumpulan cerpen), Jakarta: Balai Pustaka, 1958. Di Bawah Lindungan Ka’bah, cet. 7, Jakarta: Balai Pustaka, 1957.
Tuan Direktur, Jakarta: Jayamurni, 1961. Dijemput Mamaknya, cet. 3, Jakarta: Mega Bookstrore, 1962. Cermin Kehidupan, Jakarta: Mega Bookstrore, 1962. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, cet. 13, Jakarta: Bulan Bintang, 1979. Pembela Islam (Tarikh Sayyidina Abubakar Shiddiq), Medan: Pustaka Nasional, 1929.
Ringkasan Tarikh Ummat Islam, Medan: Pustaka Nasional,1929. Sejarah Islam di Sumatera, Medan: Pustaka Nasional, 1950. Dari Perbendaharaan Lama, Medan: M. Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao, cet. 1, Jakarta: Bulan Bintang, 1974. Sejarah Umat Islam, 4 Jilid, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Sullam al-Wushul; Pengantar Ushul Fiqih (terjemahan karya Dr. Abdul Karim Amrullah), Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984. Margaretta Gauthier (terjemahan karya Alexandre Dumas), cet. 7, Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Buya Hamka meninggal dunia pada tahun 1981 pada usia 73 tahun, namun namanya tetap harum sampai saat ini tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara muslim di Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, Brunei, Filipina Selatan, dan beberapa negara Arab.
Beliau dikenal sebagai seorang ulama yang otodidak, sastrawan, politikus, wartawan, editor, penerbit, ahli pidato dan pendidik. Oxford History of Islam (2000), John L Esposito menyandingkan beliau dengan pemikir besar Muslim terkemuka di dunia.
Opini Seni Budaya Haluan Minggu 22 Juli 2007 Oleh Fachrul Rasyid HF Suatu hari di awal 1981 silam saya menghadiri jumpa pers bersama Buya Haji Muhammmad Daud (MD) Dt. Palimo Kayo selaku pimpinan Akademi Bahasa (Akabah) Bukittinggi, di Restoran Borobudur di Jalan Veteran, Padang. Katanya, Akabah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan ulama yang kini semakin langka Minangkabau. Menanggapi pernyataan Buya Datuk, begitu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera barat itu akrab disapa, saya, balik bertanya. Bukankah di Sumatera Barat, seperti disebut pejabat Kanwil Departemen Agama, saat itu, ada 2000 ulama. Bukankah adanya organisasi MUI hingga di kabupaten/kota, bukti keberadan ulama?
Buya Datuk, singkat menjawab. “Ya, mereka itu kan ulama yang diulamakan,” katanya memberi kesan mereka bukan ulama sesungguhnya. Sejak itu saya terus mencoba mencari perbedaan ulama sesungguhnya dan ulama yang diulamakan itu sekaligus untuk menjawab ulama mana yang langka dan yang tak langka. Saya beruntung, masih di tahun 1981 itu saya bersama sejumlah wartawan dan dosen IAIN Imam Bonjol, diajak almarhum Bapak Drs. Sanusi Latief, Direktur Islamic Centre Sumatera Barat, yang juga Rektor IAIN Imam Bonjol, meneliti dan menulis buku 20 Ulama Minangkabau. Berangkat dari pengalaman itu dan dari sejumlaf refrensi dan diskusi, saya mencoba menganalisa ulama dalam kontek kultur kepemimpinan di Minangkabau. Dari situ saya mengindentifikasi ulama sungguhan dan ulama yang diulamakan sebagaimana disebut Buya Datuk.
Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan, antara lain semoga tuhan mempercepat kebangkitan kaum Muslim, memulihkan kejayaan kaum Muslim, melindungi kaum Muslim dari kesesatan – terutama kemurtadan, memberi kaum Muslim tempat yang mulia diakhirat – terutama mempertemukan kita di surga dengan Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam, juga bertemu dengan keluarga besar beliau, serta bertemu dengan para sahabat beliau. Aamiin yaa rabbal ‘alamiin.
Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah A’udzubillaahiminasysyaithaanirrajiim Bismillahirrahmaanirrahiim Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin, Arrahmaanirrahiim Maaliki yaumiddiin, Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin, Ihdinashirratal mustaqiim, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin Aamiin Bismillaahirrahmaanirrahiim Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika. Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ajma’iin. Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya semuanya.
Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin. Shalaatan tunjinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal aafaat. Wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaat. Wa tuthahhiruna bihaa min jamii’is-sayyi-aat. Wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaat. Wa tuballighuna bihaa aqshal-ghaayaati min jamii’ilkhairaati fil hayaati wa ba’dal mamaat.
Ya Allaah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan umatnya, shalawat yang dengannya kami selamat dari semua ketakutan dan bencana, dan Engkau sucikan kami dari semua kejahatan, Engkau angkat kami ke derajat yang tinggi di sisiMu, dan Engkau sampaikan semua cita-cita kami berupa kebaikan-kebaikan dalam hidup maupun sesudah mati. Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa nuuril anwaar. Wa sirril asraar. Wa tiryaqil-aghyaar. Wa miftaahil baabil yasaar. Sayyidinaa wa Maulaanaa Muhammadanil-mukhtaari wa aalihil-ath-haari wa ash-haabihil akhyaar. ‘Adada ni’amillaahi wa afdhaalih.
Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkah atas cahaya di antara segala cahaya, rahasia di antara segala rahasia, penetral duka, dan pembuka pintu kemudahan, junjungan dan pemimpin kami Muhammad, manusia pilihan, juga kepada keluarganya yang suci dan sahabatnya yang baik, sebanyak jumlah kenikmatan Allah dan karuniaNya. Allaahumma shalli shalatan kaamilah. Wa sallim salaaman taamman ‘alaa Sayyyidina wa Maulaana Muhammadanil-ladzii tanhallu bihil-‘uqad.
Wa tanfariju bihil-kuruub. Wa tuqdhaa bihil hawaa-iju wa tunaalu bihir-raghaa-ibu wa husnul-khawaatim.
Wa yustasqal-ghamaamu biwajhihil-kariim. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi fii kulli lamhatin wa nafasin bi’adadi kulli ma’luumin laka. Ya Allaah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan salaam yang sempurna pula, kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, yang dengan beliau itu Engkau lenyapkan kesusahan, Engkau tunaikan segala kebutuhan, dan diperoleh segala keinginan dan akhir hidup yang baik, serta diberi minum dari awan berkat wajahMu yang mulia. Juga kepada keluarganya, sahabatnya dan umatnya dalam setiap kejapan mata dan tarikan nafas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau miliki. Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammadinil-habiibil-mahbuub.
Syaafil ‘ilali wa mufarrijil-kuruub. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi wa baarik wa sallim. Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, kekasih dan yang dikasihi, (dengan izin Allah) penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya. Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fil-awwaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fil-aakhirin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fin-nabiyyiin.
Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fil-mursaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fil mala-il a’laa ilaa yaumid-diin. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin. Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang terdahulu. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang kemudian. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para nabi. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para rasul.
Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para arwah hingga hari kemudian, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya. Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ‘adada in’aamillaahi wa ifdhaalih. Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya sebanyak jumlah nikmat Allah dan karuniaNya. Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.
![Buya Buya](/uploads/1/2/5/3/125349907/733012177.jpg)
Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu keselamatan dalam agama, dunia, akhirat, kesejahteraan/kesehatan jasmani, bertambah ilmu pengetahuan, rezeki yang berkat, diterima taubat sebelum mati, dapat rahmat ketika mati dan dapat ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sekarat dan selamatkanlah kami dari api neraka serta kami mohon kemaafan ketika dihisab. Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah. Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu akhir yang baik dan berlindung dari akhir yang buruk. Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar. Ya Allaah, sesungguhnya kami mohon keridhaan-Mu dan sorga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.
Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah. Yaa Allaah, jauhkanlah bencana, wabah, kekejian, kekerasan dan cobaan – yang terlihat maupun tersamar – dari negeri kami khususnya dan dari dunia Muslim umumnya. Allaahumma ahlkil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin. Yaa Allaah, hancurkalah musuhmu, musuh agamamu, yaitu orang kafir, bid’ah dan musyrik. Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.
Yaa Allaah, cerai beraikanlah persatuan mereka, goyahkanlah keyakinan mereka. Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa. Yaa Allaah, masukkanlah kami melalui jalan yang benar, keluarkanlah kami melalui jalan yang benar, dan berilah aku kekuasaan yang menolong. ——(doa khusus untuk Buya Hamka 1908-1981, semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada beliau).
ALLAAHUMMAGHFIRLAHU WARHAMHU WA’AAFIHI WA’FU ‘ANHU ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHU WA LAA TAFTINNAA BA’DAHU WAGHFIRLANAA WALAHU ——————— Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami. Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai – Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan – Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.
Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat. Ya Allaah, jadikanlah Indonesia dan dunia Muslim tetap dimiliki kaum Muslim. Jadikanlah Indonesia dan dunia Muslim baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur. Jadikanlah dunia non Muslim dimiliki kaum Muslim.
Jadikanlah musuh Islam ditaklukan orang Islam. Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa. Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh dan keturunan sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. RABBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHAIRUL WAARITSIN.
Ya Allah janganlah engkau tinggalkan aku seorang diri dan engkau sebaik2nya dzat yang mewarisi. ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHAZAA INI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.
Ya Allah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang RABBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHAIRIN FAQIIR. Ya Rabb, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.
Ya Allaah, dengan hak yang kau berikan pada Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy, Asmaa’ul Husna, dan shalawat, salam dan berkah semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassalam, kami mohon segala hal yang terbaik, segala hal yang terindah bagi semesta – khususnya kami, keluarga kami dan seluruh kaum Muslim. Yaa Allaah, dengan segala hak yang kau berikan pada syahadat, Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy, Asmaa’ul Husna, dan shalawat, salam, berkah semoga selalu tercurah kepada Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallaahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was salaam, kabulkanlah yaa Allaah segala doaku – yang lisan maupun tulisan. Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar. Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka serta masukanlah kami ke surga bersama orang-orang baik.
Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidina wa nabiyyina wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassalaam. Tuhan kami, perkenankanlah do’a-do’a kami, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. Shalawat, salam dan berkah semoga dilimpahkan kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad s.a.w, atas keluarganya, sahabatnya dan umatnya semuanya. HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘alamiin.
Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin. Indra Ganie – Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten.